Ketimpangan Pendidikan di Banten Selatan: Andra Soni Dorong Akselerasi Pemerataan dan Akses yang Setara

Ketimpangan Pendidikan di Banten – Ketimpangan pendidikan di Banten Selatan bukan lagi cerita baru, melainkan luka lama yang belum juga sembuh. Di tengah gegap gempita pembangunan infrastruktur dan industrialisasi di Banten Utara, kawasan selatan seperti Lebak dan Pandeglang masih tertatih dalam urusan dasar: pendidikan yang layak dan merata.

Sekolah-sekolah yang reyot, ruang kelas yang bocor, minimnya tenaga pendidik berkualitas, hingga akses yang sulit di jangkau menjadi pemandangan sehari-hari. Anak-anak harus menempuh perjalanan puluhan kilometer hanya untuk menuntut ilmu. Lebih ironis lagi, banyak guru honorer yang di gaji tak sepadan dengan pengabdian mereka. Ini adalah realita yang memalukan di provinsi yang berada begitu dekat dengan pusat kekuasaan athena 168.

Andra Soni Angkat Suara Soal Ketimpangan Pendidikan di Banten Selatan

Andra Soni, Ketua DPRD Banten, akhirnya angkat suara dengan nada tegas. Ia menyebut ketimpangan pendidikan ini sebagai bentuk kegagalan kolektif, baik dari pemerintah daerah maupun pusat. Dalam kunjungannya ke beberapa sekolah di Banten Selatan, Andra melihat langsung kondisi memilukan yang seolah sengaja di abaikan.

“Pendidikan di Banten Selatan bukan hanya tertinggal, tapi tertindas oleh sistem yang timpang,” ujarnya lantang. Ia menyoroti fakta bahwa banyak sekolah tidak memiliki fasilitas laboratorium, perpustakaan, bahkan toilet yang layak. Ini bukan sekadar kelalaian, tapi bentuk pengabaian terhadap hak dasar anak-anak kamboja slot.

Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di dainikstudy.com

Dorongan Akselerasi: Bukan Wacana, Tapi Aksi Nyata

Andra Soni tidak berhenti pada slot77. Ia secara terbuka mendorong Gubernur Banten dan Dinas Pendidikan untuk segera melakukan akselerasi pembangunan pendidikan di wilayah selatan. Ia mengusulkan agar alokasi anggaran pendidikan tidak lagi di bagi rata, melainkan berpihak pada wilayah yang selama ini tertinggal. Prinsip afirmasi harus diterapkan.

“Kalau kita terus menggunakan rumus pembagian anggaran yang sama, ketimpangan ini akan terus ada. Wilayah yang sudah maju akan makin maju, dan yang tertinggal akan terus merana,” tegasnya.

Lebih lanjut, Andra mendesak pembentukan satuan tugas khusus untuk percepatan pendidikan di Banten Selatan, yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan daerah dan memiliki wewenang luas untuk melakukan intervensi kebijakan.

Potret Muram: Ketika Infrastruktur Gagal Menyentuh Pendidikan

Banten Selatan seolah menjadi anak tiri dalam kebijakan pembangunan. Di saat jalan tol dan pelabuhan terus di kembangkan di bagian utara, wilayah selatan masih berjibaku dengan infrastruktur dasar yang tak memadai. Hal ini berdampak langsung pada sektor pendidikan. Banyak guru enggan di tugaskan di daerah terpencil karena akses yang buruk, fasilitas yang minim, dan insentif yang tak sepadan.

Beberapa sekolah bahkan harus berbagi ruang kelas untuk dua hingga tiga rombongan belajar karena keterbatasan ruang. Anak-anak belajar dalam kondisi sempit, pengap, dan jauh dari standar kenyamanan. Ini bukan hanya menyulitkan proses belajar-mengajar, tetapi juga membunuh semangat belajar anak-anak.

Kebijakan yang Harus Berpihak, Bukan Sekadar Administratif

Andra Soni menilai kebijakan mahjong slot selama ini terlalu administratif dan kaku. Ia menuntut pendekatan yang lebih humanis dan kontekstual. Menurutnya, pendekatan makro yang selama ini di terapkan harus di koreksi dengan kebijakan mikro yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

Ia mencontohkan perlunya pengangkatan guru lokal dari desa-desa setempat yang di beri pelatihan intensif dan jaminan kesejahteraan. Dengan begitu, ketergantungan terhadap distribusi guru dari luar bisa di kurangi, dan keberlanjutan pendidikan bisa terjaga.

Selain itu, program beasiswa afirmatif untuk anak-anak dari wilayah selatan harus di perbanyak dan di permudah aksesnya. Tidak cukup hanya dengan slogan “Banten Cerdas”, tapi harus di ikuti dengan langkah konkret dan sistematis.

Suara dari Bawah: Harapan yang Terus Menyala

Meski dalam keterbatasan, semangat masyarakat Banten Selatan untuk mendapatkan pendidikan tidak pernah padam. Banyak komunitas lokal, guru sukarelawan, dan orang tua murid yang bahu-membahu membangun ruang kelas, mengadakan kelas tambahan, bahkan membeli buku secara mandiri. Namun, semangat ini tidak boleh di biarkan sendirian. Negara dan pemerintah daerah wajib hadir, tidak hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelopor athena168.

Andra Soni telah membuka pintu untuk perdebatan dan aksi nyata. Kini, bola ada di tangan para pemegang kebijakan lainnya. Akankah mereka tetap menutup mata, atau mulai bergerak bersama untuk mengakhiri ketimpangan yang selama ini menjadi noda dalam wajah pendidikan Banten?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *